Kamis, Agustus 02, 2007

My First Golf Medal

Minggu 29 Juli lalu saya ikut Golf tournament di Imperial Golf, Lippo Karawaci Tangerang. Tidak seperti biasanya, malam sebelumnya saya berdoa agar saya bermain lebih baik pada tournament besok hari, karena setelah 3 tahun bermain golf belum pernah mendapat medali/piala atas skill bermain golf.

Diluar dugaan, first round saya bermain cukup baik, lebih baik dari 2nd round, namun setelah score diserahkan ke panitia, score saya adalah yang terbaik di C Flight, sehingga hari itu saya memperoleh medali C Flight Best Net I. Puji Tuhan, doa saya telah dikabulkan oleh Tuhan. Saya main under 3. Di benak saya, kalau bisa dapat Best Net III saja sudah surprise buat saya, namun Tuhan begitu baik kepada saya sehingga saya langsung memperoleh Best Net I.

Pertandingan itu diselenggarakan oleh HGPI (Himpunan Golf Pariwisata Indonesia) dan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata - Jero Wacik. Disamping Menbudpar, ikut dalam tournament itu Meneg KLH - Rahmat Witular. Namun karena hari itu ada Sidang Kabinet jam 13, para menteri hanya bermain 9 hole saja.

Saya berharap handicap saya bisa turun dalam waktu dekat sehingga bisa ikut bertanding di B Flight dan bahkan di A Flight. Semoga.

Sabtu, Juli 14, 2007

Editorial Media Indonesia - Derajat Bangsa di Jalan Raya

Editorial Media Indonesia hari ini sungguh menarik bagi saya, sehingga saya mengutipnya dan menyimpannya di Blog ini. Mungkin pembaca punya komentar tentang editorial ini yang semoga bisa menyadarkan semua orang tentang etika di jalan raya, perlunya kemaman dan kenyamanan dalam menggunakan jalan raya sebagai salah satu ruang publik di negeri ini.

Bangsa Indonesia yang diluar negeri dikenal sebagai bangsa ramah dan santun, dalam kenyatannya tidak demikian saat di jalan raya, tentu ada yang salah. Jangan buru-buru menyalahkan orang lain atau menyalahkan pemerintah, kenapa tidak mulai dari diri sendiri dulu? Apakah saya sudah tertib dan sopan dijalan raya?


Nah, berikut adalah kutipan dari Editorial Media Indoensia, 14 Juli 2007.



Sabtu, 14 Juli 2007
EDITORIAL MEDIA INDONESIA
Derajat Bangsa di Jalan Raya

TINGKAT kemajuan suatu bangsa dengan gampang dilihat pada keamanan dan kenyamanan di jalan raya. Semakin buruk keamanan dan kenyamanan di jalan raya, semakin rendah pula derajat kemajuan bangsa itu.

Jalan raya adalah ruang publik yang diurus negara. Oleh karena itu, buruknya keamanan dan kenyamanan di jalan raya juga menunjukkan beres tidaknya negara mengurus warganya.
Faktanya adalah kecelakaan di jalan raya untuk semua jenis kendaraan terus meningkat. Terlebih lagi kecelakaan sepeda motor. Akibatnya, jumlah anak bangsa yang mati sia-sia di jalan raya juga membengkak.

Tingkat kecelakaan dan kematian di jalan raya itu bahkan tergolong tertinggi di dunia. Sebuah kenyataan yang tidak saja menyedihkan, tetapi juga memalukan.
Di balik semua fakta yang menyedihkan dan memalukan itu bersemayam banyak perkara besar yang perlu dibereskan negara. Misalnya, standar kompetensi pengemudi. Selama izin mengemudi bisa dibeli, selama itu pula kecelakaan dan kematian di jalan raya akan terus meningkat.

Pelanggaran peraturan lalu lintas tidak mendapat hukuman yang setimpal dengan kesalahan, bahkan juga dapat diselesaikan dengan uang. Bagaimana hukum diperlakukan sebagai komoditas dan bagaimana kewenangan polisi dinegosiasikan dapat dilihat dengan telanjang di jalan raya. Buruknya penegakan hukum di jalan raya adalah juga cermin buruknya penegakan hukum secara keseluruhan di negeri ini.

Ketidaklayakan kendaraan juga merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kecelakaan dan kematian. Banyak kendaraan umum yang tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan terus dibiarkan beroperasi menyebabkan harga nyawa manusia di negeri ini sangat murah, bahkan tiada harganya.

Oleh karena itu, rencana pemerintah mengaudit semua operator bus angkutan umum mestinya segera dilaksanakan. Jangan cuma pernyataan kosong yang dilontarkan untuk menenangkan publik setelah terjadi berbagai kecelakaan angkutan umum.

Janji Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal akan memberikan sanksi yang berat terhadap petugas Dinas Perhubungan yang menyalahi kewenangan dalam pemberian keterangan uji kelayakan atau kir jelas lebih gampang diomongkan daripada dilaksanakan. Sebab, itu hanya terjadi jika Departemen Perhubungan telah berhasil melakukan reformasi birokrasi.

Banyaknya kendaraan yang tidak layak jalan bukan hanya terjadi pada kendaraan umum, melainkan juga kendaraan pribadi. Sesungguhnya banyak mobil yang dibuat dengan mengorbankan faktor keamanan semata agar harga mobil terjangkau.

Keamanan dan keselamatan di jalan raya juga berkaitan dengan kultur merawat. Kisah mobil rem blong bukan dominasi kendaraan umum, melainkan juga mobil pribadi. Akhirnya, keamanan dan kenyamanan di jalan raya berkaitan pula dengan tertib dan disiplin sosial. Di antaranya, kesabaran sosial untuk tidak saling mendahului di jalan raya dengan kecepatan tinggi seperti di arena balap.Nyatalah bahwa meningkatkan keamanan dan keselamatan di jalan raya memerlukan energi yang sangat besar secara nasional. Berhasil membereskan jalan raya sebagai ruang publik menjadi ruang yang beradab, yang aman dan nyaman, adalah sama dengan membereskan negara, sama dengan mengangkat derajat bangsa.

Dari kacamata itu, pesimisme yang tidak enak harus disampaikan, yaitu masih panjang jalan menjadikan jalan raya sebagai ruang publik yang sayang nyawa manusia dan karena itu mencerminkan bangsa yang terhormat.

Selasa, Juli 10, 2007

Borobudur and The New 7Wonders

Banyak komentar baik di koran maupun di internet tentang Borobudur yang tidak masuk dalam 7(Tujuh) Keajaiban Dunia versi baru. Sayangnya yang memberikan komentar itu tidak tahu persis apa kaitan antara Borobudur dengan The New 7Wonders. Bahkan ada yang berkomentar bahwa Indonesia terlalu lamban memberikan respon dan tidak mensosialisasikan pemilihan New 7Wonders ini.

Bernard Weber sorang pembuat film, petualang, aviator, dan juga museum curator adalah penggagas New 7Wonders dan mengkampanyekan pemilihan 7 keajaiban dunia sejak tahun 2005. Weber mendirikan yayasan yang ber markas di Heidi Weber Museum di Zurich, membentuk panelist akhli untuk memilih 21 kandidat dari 77 nominee keajabiban dunia berdasarkan kategori tertentu antara lain : rentang waktu sampai th 2000, monumen adalah buatan manusia, punya nilai arsitektur dan artisitik, dikenal secara global dll. Tidak heran jika anggota panelis akhlinya sebagian besar adalah para arsitek kondang dari segala penjuru dunia, termasuk Zaha Hadid wanita pertama pemenang Pritzker Architecture Prize. Hasil pemilihan diumumkan Januari 2006. Panelis diketuai oleh Dr. Federico Mayor Zaragoza, mantan Director General UNESCO.

Dari 21 kandidat dilakukan voting untuk memperoleh 7 yang terfavorit. Pemilihan dilakukan dengan voting melalui internet online, sms dan telpon di seluruh dunia. Voting diumumkan tanggal 7 Juli 2007 (07.07.07) di Lisbon Portugal. Yang muncul adalah :

1. Chichén Itzá, Mexico
2. Christ Redeemer, Brazil
3. The Great Wall, China
4. Machu Picchu, Peru
5. Petra, Jordan
6. The Roman Colloseum, Italy
7. The Taj Mahal, India

Borobudur tidak termasuk dalam 21 kandidat, apalagi dalam 7 keajaiban dunia versi baru ini. Hal ini membuat banyak orang (Indonesia) protes kenapa Borobudur tidak masuk? Pasalnya Borobudur merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia katanya. Kapan dan siapa yang menyatakan itu masih perlu ditelusuri lebih lanjut.

Borobodur adalah sebuah World Heritage yang dipilih oleh UNESCO berdasarkan ktriteria tertentu, 6 kriteria kultural dan 4 kriteria alam. Sekali dinyatakan sebagai world heritage ya tetap world heritage.

Menurut saya, yang terpilih sebagai the New 7Wonders itu adalah world heritage yang popularitas nya paling tinggi dari segi arsitektural dan nilai arstistik berdasarkan voting yang digagas Benhard Weber. Bagaimana agar Borobudur bisa menjadi salah satu dari the Next New 7Wonders, inilah tantangan yang harus menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua bangsa Indonesia, bukan hanya pekerjaan rumah Menteri kebudayaan dan Pariwisata. Harus digali unsur mana dari Borobudur yang bisa ditonjolkan sehingga menjadi populer didunia. Bagaimana menurut anda?

Membatasi Scroll Area

Bila hasil kerja Excel anda sering dipergunakan oleh orang lain, dan anda ingin agar pemakai hanya bisa bergerak di area tertentu saja, maka anda bisa membatasi scroll area pemakai. Maksudnya agar data lain diluar scroll area tersebut tidak bisa diubah. Ada 2 cara, pertama dengan settting manual, kedua dengan ,membuat program singkat.

Dengan setting manual, masuklah ke Visual Basic Editor (Alt F11). Pada Microsoft Excel Objects sorot sheet yang akan dibatasi scroll areanya, misalnya Sheet1. Kemudian pada Sheet1 Properties isilah Scroll Area dengan A1:F20 Dengan demikian, maka pemakai hanya bisa memindahkan mousenya pada area A1:F20 saja. Diluar aera itu tidak bisa dipilih.

Program VBA untuk melakukan hal yang sama adalah sebagai berikut :

Worksheets(“sheet1”).ScrollArea=”A1:F20”

Untuk menormalkan kembali jalankan program berikut :

Worksheets(“sheet1”).ScrollArea = ””


Selamat mencoba !

Menghapus Spasi

Bila anda mengimport data dari luar ke Excel, sering dijumpai data dengan spasi diantara huruf/angka sehingga perlu waktu untuk merapikannya. Menghapus spasi satu-persatu? Jangan ! Pergunakan program singkat yang sudah berfungsi sebagai function.


Public Function RemoveSpace(kata As String)
' Author : I Ketut Wiryadinata
' Program : menghilangkan spasi diantara huruf/angka
Lagi:
If InStr(kata, " ") = 0 Then
RemoveSpace = kata
Exit Function
Else
kata = Left(kata, InStr(kata, " ") - 1) & Right(kata, Len(kata) - InStr(kata, " "))
GoTo Lagi ' ulangi proses sampai tidak ada lagi spasi dalam kata
End If
End Function


Cara memakai function RemoveSpace ini :

Misalnya anda memiliki data di cell A1 yang isinya : I n d o n e s i a, maka untuk menghapus spasi diantara huruf-huruf itu, tuliskan formula di cell B1 =RemoveSpace(A1). Otomatis di B1 akan tertulis Indonesia.

Bagi anda yang belum pernah menggunakan VBA, click disini untuk mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan Visual Basic Editor (VBE) yang built in dalam MS Excel