Minggu 29 Juli lalu saya ikut Golf tournament di Imperial Golf, Lippo Karawaci Tangerang. Tidak seperti biasanya, malam sebelumnya saya berdoa agar saya bermain lebih baik pada tournament besok hari, karena setelah 3 tahun bermain golf belum pernah mendapat medali/piala atas skill bermain golf.
Diluar dugaan, first round saya bermain cukup baik, lebih baik dari 2nd round, namun setelah score diserahkan ke panitia, score saya adalah yang terbaik di C Flight, sehingga hari itu saya memperoleh medali C Flight Best Net I. Puji Tuhan, doa saya telah dikabulkan oleh Tuhan. Saya main under 3. Di benak saya, kalau bisa dapat Best Net III saja sudah surprise buat saya, namun Tuhan begitu baik kepada saya sehingga saya langsung memperoleh Best Net I.
Pertandingan itu diselenggarakan oleh HGPI (Himpunan Golf Pariwisata Indonesia) dan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata - Jero Wacik. Disamping Menbudpar, ikut dalam tournament itu Meneg KLH - Rahmat Witular. Namun karena hari itu ada Sidang Kabinet jam 13, para menteri hanya bermain 9 hole saja.
Saya berharap handicap saya bisa turun dalam waktu dekat sehingga bisa ikut bertanding di B Flight dan bahkan di A Flight. Semoga.
Kamis, Agustus 02, 2007
My First Golf Medal
Sabtu, Juli 14, 2007
Editorial Media Indonesia - Derajat Bangsa di Jalan Raya
Sabtu, 14 Juli 2007
EDITORIAL MEDIA INDONESIA
Derajat Bangsa di Jalan Raya
TINGKAT kemajuan suatu bangsa dengan gampang dilihat pada keamanan dan kenyamanan di jalan raya. Semakin buruk keamanan dan kenyamanan di jalan raya, semakin rendah pula derajat kemajuan bangsa itu.
Jalan raya adalah ruang publik yang diurus negara. Oleh karena itu, buruknya keamanan dan kenyamanan di jalan raya juga menunjukkan beres tidaknya negara mengurus warganya.
Faktanya adalah kecelakaan di jalan raya untuk semua jenis kendaraan terus meningkat. Terlebih lagi kecelakaan sepeda motor. Akibatnya, jumlah anak bangsa yang mati sia-sia di jalan raya juga membengkak.
Tingkat kecelakaan dan kematian di jalan raya itu bahkan tergolong tertinggi di dunia. Sebuah kenyataan yang tidak saja menyedihkan, tetapi juga memalukan.
Di balik semua fakta yang menyedihkan dan memalukan itu bersemayam banyak perkara besar yang perlu dibereskan negara. Misalnya, standar kompetensi pengemudi. Selama izin mengemudi bisa dibeli, selama itu pula kecelakaan dan kematian di jalan raya akan terus meningkat.
Pelanggaran peraturan lalu lintas tidak mendapat hukuman yang setimpal dengan kesalahan, bahkan juga dapat diselesaikan dengan uang. Bagaimana hukum diperlakukan sebagai komoditas dan bagaimana kewenangan polisi dinegosiasikan dapat dilihat dengan telanjang di jalan raya. Buruknya penegakan hukum di jalan raya adalah juga cermin buruknya penegakan hukum secara keseluruhan di negeri ini.
Ketidaklayakan kendaraan juga merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kecelakaan dan kematian. Banyak kendaraan umum yang tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan terus dibiarkan beroperasi menyebabkan harga nyawa manusia di negeri ini sangat murah, bahkan tiada harganya.
Oleh karena itu, rencana pemerintah mengaudit semua operator bus angkutan umum mestinya segera dilaksanakan. Jangan cuma pernyataan kosong yang dilontarkan untuk menenangkan publik setelah terjadi berbagai kecelakaan angkutan umum.
Janji Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal akan memberikan sanksi yang berat terhadap petugas Dinas Perhubungan yang menyalahi kewenangan dalam pemberian keterangan uji kelayakan atau kir jelas lebih gampang diomongkan daripada dilaksanakan. Sebab, itu hanya terjadi jika Departemen Perhubungan telah berhasil melakukan reformasi birokrasi.
Banyaknya kendaraan yang tidak layak jalan bukan hanya terjadi pada kendaraan umum, melainkan juga kendaraan pribadi. Sesungguhnya banyak mobil yang dibuat dengan mengorbankan faktor keamanan semata agar harga mobil terjangkau.
Keamanan dan keselamatan di jalan raya juga berkaitan dengan kultur merawat. Kisah mobil rem blong bukan dominasi kendaraan umum, melainkan juga mobil pribadi. Akhirnya, keamanan dan kenyamanan di jalan raya berkaitan pula dengan tertib dan disiplin sosial. Di antaranya, kesabaran sosial untuk tidak saling mendahului di jalan raya dengan kecepatan tinggi seperti di arena balap.Nyatalah bahwa meningkatkan keamanan dan keselamatan di jalan raya memerlukan energi yang sangat besar secara nasional. Berhasil membereskan jalan raya sebagai ruang publik menjadi ruang yang beradab, yang aman dan nyaman, adalah sama dengan membereskan negara, sama dengan mengangkat derajat bangsa.
Dari kacamata itu, pesimisme yang tidak enak harus disampaikan, yaitu masih panjang jalan menjadikan jalan raya sebagai ruang publik yang sayang nyawa manusia dan karena itu mencerminkan bangsa yang terhormat.
Selasa, Juli 10, 2007
Borobudur and The New 7Wonders
1. Chichén Itzá, Mexico
2. Christ Redeemer, Brazil
3. The Great Wall, China
4. Machu Picchu, Peru
5. Petra, Jordan
6. The Roman Colloseum, Italy
7. The Taj Mahal, India
Membatasi Scroll Area
Selamat mencoba !
Menghapus Spasi
Public Function RemoveSpace(kata As String)
' Author : I Ketut Wiryadinata
' Program : menghilangkan spasi diantara huruf/angka
Lagi:
If InStr(kata, " ") = 0 Then
RemoveSpace = kata
Exit Function
Else
kata = Left(kata, InStr(kata, " ") - 1) & Right(kata, Len(kata) - InStr(kata, " "))
GoTo Lagi ' ulangi proses sampai tidak ada lagi spasi dalam kata
End If
End Function
Cara memakai function RemoveSpace ini :
Misalnya anda memiliki data di cell A1 yang isinya : I n d o n e s i a, maka untuk menghapus spasi diantara huruf-huruf itu, tuliskan formula di cell B1 =RemoveSpace(A1). Otomatis di B1 akan tertulis Indonesia.
Bagi anda yang belum pernah menggunakan VBA, click disini untuk mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan Visual Basic Editor (VBE) yang built in dalam MS Excel