Sabtu, Juli 14, 2007

Editorial Media Indonesia - Derajat Bangsa di Jalan Raya

Editorial Media Indonesia hari ini sungguh menarik bagi saya, sehingga saya mengutipnya dan menyimpannya di Blog ini. Mungkin pembaca punya komentar tentang editorial ini yang semoga bisa menyadarkan semua orang tentang etika di jalan raya, perlunya kemaman dan kenyamanan dalam menggunakan jalan raya sebagai salah satu ruang publik di negeri ini.

Bangsa Indonesia yang diluar negeri dikenal sebagai bangsa ramah dan santun, dalam kenyatannya tidak demikian saat di jalan raya, tentu ada yang salah. Jangan buru-buru menyalahkan orang lain atau menyalahkan pemerintah, kenapa tidak mulai dari diri sendiri dulu? Apakah saya sudah tertib dan sopan dijalan raya?


Nah, berikut adalah kutipan dari Editorial Media Indoensia, 14 Juli 2007.



Sabtu, 14 Juli 2007
EDITORIAL MEDIA INDONESIA
Derajat Bangsa di Jalan Raya

TINGKAT kemajuan suatu bangsa dengan gampang dilihat pada keamanan dan kenyamanan di jalan raya. Semakin buruk keamanan dan kenyamanan di jalan raya, semakin rendah pula derajat kemajuan bangsa itu.

Jalan raya adalah ruang publik yang diurus negara. Oleh karena itu, buruknya keamanan dan kenyamanan di jalan raya juga menunjukkan beres tidaknya negara mengurus warganya.
Faktanya adalah kecelakaan di jalan raya untuk semua jenis kendaraan terus meningkat. Terlebih lagi kecelakaan sepeda motor. Akibatnya, jumlah anak bangsa yang mati sia-sia di jalan raya juga membengkak.

Tingkat kecelakaan dan kematian di jalan raya itu bahkan tergolong tertinggi di dunia. Sebuah kenyataan yang tidak saja menyedihkan, tetapi juga memalukan.
Di balik semua fakta yang menyedihkan dan memalukan itu bersemayam banyak perkara besar yang perlu dibereskan negara. Misalnya, standar kompetensi pengemudi. Selama izin mengemudi bisa dibeli, selama itu pula kecelakaan dan kematian di jalan raya akan terus meningkat.

Pelanggaran peraturan lalu lintas tidak mendapat hukuman yang setimpal dengan kesalahan, bahkan juga dapat diselesaikan dengan uang. Bagaimana hukum diperlakukan sebagai komoditas dan bagaimana kewenangan polisi dinegosiasikan dapat dilihat dengan telanjang di jalan raya. Buruknya penegakan hukum di jalan raya adalah juga cermin buruknya penegakan hukum secara keseluruhan di negeri ini.

Ketidaklayakan kendaraan juga merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kecelakaan dan kematian. Banyak kendaraan umum yang tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan terus dibiarkan beroperasi menyebabkan harga nyawa manusia di negeri ini sangat murah, bahkan tiada harganya.

Oleh karena itu, rencana pemerintah mengaudit semua operator bus angkutan umum mestinya segera dilaksanakan. Jangan cuma pernyataan kosong yang dilontarkan untuk menenangkan publik setelah terjadi berbagai kecelakaan angkutan umum.

Janji Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal akan memberikan sanksi yang berat terhadap petugas Dinas Perhubungan yang menyalahi kewenangan dalam pemberian keterangan uji kelayakan atau kir jelas lebih gampang diomongkan daripada dilaksanakan. Sebab, itu hanya terjadi jika Departemen Perhubungan telah berhasil melakukan reformasi birokrasi.

Banyaknya kendaraan yang tidak layak jalan bukan hanya terjadi pada kendaraan umum, melainkan juga kendaraan pribadi. Sesungguhnya banyak mobil yang dibuat dengan mengorbankan faktor keamanan semata agar harga mobil terjangkau.

Keamanan dan keselamatan di jalan raya juga berkaitan dengan kultur merawat. Kisah mobil rem blong bukan dominasi kendaraan umum, melainkan juga mobil pribadi. Akhirnya, keamanan dan kenyamanan di jalan raya berkaitan pula dengan tertib dan disiplin sosial. Di antaranya, kesabaran sosial untuk tidak saling mendahului di jalan raya dengan kecepatan tinggi seperti di arena balap.Nyatalah bahwa meningkatkan keamanan dan keselamatan di jalan raya memerlukan energi yang sangat besar secara nasional. Berhasil membereskan jalan raya sebagai ruang publik menjadi ruang yang beradab, yang aman dan nyaman, adalah sama dengan membereskan negara, sama dengan mengangkat derajat bangsa.

Dari kacamata itu, pesimisme yang tidak enak harus disampaikan, yaitu masih panjang jalan menjadikan jalan raya sebagai ruang publik yang sayang nyawa manusia dan karena itu mencerminkan bangsa yang terhormat.

Tidak ada komentar: